
Dalam mempelajari peluang, kita seringkali dihadapkan pada situasi di mana suatu kejadian dapat terjadi melalui beberapa cara yang berbeda. Di sinilah aturan penjumlahan menjadi alat yang sangat berguna. Aturan penjumlahan memungkinkan kita untuk menghitung peluang terjadinya salah satu dari beberapa kejadian yang saling eksklusif. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang aturan penjumlahan dalam peluang, dilengkapi dengan contoh soal dan pembahasan yang komprehensif, sehingga Anda dapat memahami konsep ini dengan lebih baik.
Apa Itu Aturan Penjumlahan dalam Peluang?
Aturan penjumlahan dalam peluang digunakan ketika kita ingin menghitung peluang terjadinya salah satu dari beberapa kejadian yang saling eksklusif. Dua kejadian dikatakan saling eksklusif jika keduanya tidak dapat terjadi secara bersamaan. Dengan kata lain, jika satu kejadian terjadi, maka kejadian lainnya tidak mungkin terjadi.
Secara matematis, aturan penjumlahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jika A dan B adalah dua kejadian yang saling eksklusif, maka peluang terjadinya A atau B (ditulis P(A ∪ B)) adalah:
P(A ∪ B) = P(A) + P(B)
Rumus ini dapat diperluas untuk lebih dari dua kejadian yang saling eksklusif. Jika A₁, A₂, …, Aₙ adalah n kejadian yang saling eksklusif, maka:
P(A₁ ∪ A₂ ∪ … ∪ Aₙ) = P(A₁) + P(A₂) + … + P(Aₙ)
Kapan Aturan Penjumlahan Digunakan?
Aturan penjumlahan digunakan ketika kita memiliki beberapa kejadian yang saling eksklusif dan kita ingin mengetahui peluang terjadinya salah satu dari kejadian tersebut. Beberapa contoh situasi di mana aturan penjumlahan dapat diterapkan antara lain:
Contoh Soal dan Pembahasan
Mari kita telaah beberapa contoh soal untuk memahami penerapan aturan penjumlahan dalam berbagai konteks.
Contoh Soal 1: Melempar Dadu
Sebuah dadu dilempar sekali. Berapa peluang mendapatkan angka ganjil atau angka 4?
Pembahasan:
Kejadian A dan B saling eksklusif karena kita tidak mungkin mendapatkan angka ganjil dan angka 4 secara bersamaan dalam satu lemparan dadu.
Menggunakan aturan penjumlahan:
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) = 1/2 + 1/6 = 3/6 + 1/6 = 4/6 = 2/3
Jadi, peluang mendapatkan angka ganjil atau angka 4 adalah 2/3.
Contoh Soal 2: Mengambil Kartu
Dari satu set kartu remi (52 kartu), diambil satu kartu secara acak. Berapa peluang mendapatkan kartu As atau kartu King?
Pembahasan:
Kejadian A dan B saling eksklusif karena kita tidak mungkin mendapatkan kartu As dan kartu King secara bersamaan dalam satu pengambilan kartu.
Menggunakan aturan penjumlahan:
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) = 1/13 + 1/13 = 2/13
Jadi, peluang mendapatkan kartu As atau kartu King adalah 2/13.
Contoh Soal 3: Memilih Karyawan
Di sebuah perusahaan, terdapat 60 karyawan laki-laki dan 40 karyawan perempuan. Jika seorang karyawan dipilih secara acak, berapa peluang karyawan tersebut adalah laki-laki atau perempuan?
Pembahasan:
Kejadian A dan B saling eksklusif karena seorang karyawan tidak mungkin laki-laki dan perempuan secara bersamaan.
Menggunakan aturan penjumlahan:
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) = 3/5 + 2/5 = 5/5 = 1
Jadi, peluang memilih seorang karyawan laki-laki atau perempuan adalah 1 (atau 100%). Ini berarti pasti akan terpilih seorang karyawan, karena hanya ada dua kemungkinan: laki-laki atau perempuan.
Contoh Soal 4: Memilih Bola
Sebuah kotak berisi 5 bola merah, 3 bola biru, dan 2 bola hijau. Jika sebuah bola diambil secara acak, berapa peluang bola tersebut berwarna merah atau biru?
Pembahasan:
Kejadian A dan B saling eksklusif karena sebuah bola tidak mungkin berwarna merah dan biru secara bersamaan.
Menggunakan aturan penjumlahan:
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) = 1/2 + 3/10 = 5/10 + 3/10 = 8/10 = 4/5
Jadi, peluang memilih bola merah atau biru adalah 4/5.
Contoh Soal 5: Aplikasi dalam Survei
Dalam sebuah survei terhadap 100 orang, diketahui bahwa 60 orang menyukai kopi, 40 orang menyukai teh, dan 20 orang tidak menyukai keduanya. Jika seseorang dipilih secara acak dari survei tersebut, berapa peluang orang tersebut menyukai kopi atau teh?
Pembahasan:
Perhatikan bahwa dalam kasus ini, kejadian A dan B tidak saling eksklusif karena ada kemungkinan orang menyukai kopi dan teh secara bersamaan. Kita perlu menggunakan prinsip inklusi-eksklusi untuk menghitung peluangnya.
Namun, soal ini bisa dimodifikasi agar sesuai dengan aturan penjumlahan. Jika soal diubah menjadi "Dalam sebuah survei terhadap 100 orang, diketahui bahwa 60 orang hanya menyukai kopi, 40 orang hanya menyukai teh, dan 20 orang tidak menyukai keduanya. Jika seseorang dipilih secara acak dari survei tersebut, berapa peluang orang tersebut menyukai kopi atau teh?", maka kejadian A dan B menjadi saling eksklusif.
Dengan modifikasi tersebut:
Menggunakan aturan penjumlahan:
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) = 3/5 + 2/5 = 5/5 = 1
Jadi, peluang memilih seseorang yang hanya menyukai kopi atau hanya menyukai teh adalah 1 (atau 100%).
Contoh Soal 6: Pemilihan Ketua Kelas
Dalam sebuah kelas, terdapat 15 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Akan dipilih seorang ketua kelas secara acak. Berapa peluang ketua kelas yang terpilih adalah laki-laki atau perempuan?
Pembahasan:
Kejadian A dan B saling eksklusif karena ketua kelas tidak mungkin laki-laki dan perempuan secara bersamaan.
Menggunakan aturan penjumlahan:
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) = 3/7 + 4/7 = 7/7 = 1
Jadi, peluang ketua kelas yang terpilih adalah laki-laki atau perempuan adalah 1 (atau 100%). Ini berarti pasti akan terpilih seorang ketua kelas, karena hanya ada dua kemungkinan: laki-laki atau perempuan.
Contoh Soal 7: Sistem Keamanan
Sebuah sistem keamanan memiliki dua komponen: alarm kebakaran (A) dan alarm pencurian (B). Peluang alarm kebakaran berbunyi adalah 0.1, dan peluang alarm pencurian berbunyi adalah 0.05. Asumsikan kedua alarm tidak dapat berbunyi secara bersamaan (saling eksklusif). Berapa peluang salah satu alarm berbunyi?
Pembahasan:
Soal sudah menyatakan bahwa kejadian A dan B saling eksklusif.
Menggunakan aturan penjumlahan:
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) = 0.1 + 0.05 = 0.15
Jadi, peluang salah satu alarm berbunyi adalah 0.15.
Kesimpulan
Aturan penjumlahan adalah alat yang ampuh untuk menghitung peluang terjadinya salah satu dari beberapa kejadian yang saling eksklusif. Dengan memahami konsep ini dan berlatih dengan berbagai contoh soal, Anda akan dapat menerapkan aturan penjumlahan dengan lebih percaya diri dalam berbagai situasi yang melibatkan peluang. Ingatlah untuk selalu memeriksa apakah kejadian-kejadian yang Anda hadapi benar-benar saling eksklusif sebelum menerapkan aturan penjumlahan. Jika tidak, Anda perlu menggunakan prinsip inklusi-eksklusi atau metode lain yang sesuai. Semoga artikel ini bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman Anda tentang peluang dan aturan penjumlahan.